top of page

Membangun Brand Image di Dunia Maya



Kegiatan makan di restoran/kafe atau warung makan kemudian dikenal menjadi wisata kuliner. Berkembangnya wisata kuliner dengan sendirinya memberikan pilihan yang lebih beragam dan dalam banyak hal pada gilirannya kemudian menuntut penguasaan informasi terhadap komponen wisata kuliner sehingga dapat dipilih aktivitas wisata kuliner yang dikehendakinya. Oleh sebab itu, sekarang sudah banyak digital agency yang menawarkan jasa social media marketing yang membantu mengelola dan mengoptimalkan pemasaran di media sosial.


Di sisi lain seiring dengan pertumbuhan ekonomi kota Bandung khususnya kegiatan wisata, juga telah membangkitkan berbagai aktivitas penunjang pariwisata terutama industri kuliner yang kemudian menjadi salah satu obyek wisata itu sendiri dari yang tadinya adalah penunjang. Outlet kuliner dalam bentuk restoran, kafe, warung maupun toko oleh-oleh telah menjamur sangat pesat di kota Bandung.


Pengguna internet cenderung terus meningkat, mulai tahun 2012 sekitar 63 juta, terjadi kenaikan 30 persen berhasil mencapai 82 juta pada tahun 2013. Di tahun 2014 107 juta dan diprediksi 50 persen total populasi adalah pengguna internet di tahun 2015 (APJII, 2013). Tidak heran jika bisnis internet menjadi bisnis yang sangat besar, dan salah satunya indikasinya adalah berkembangnya media sosial sebagai wahana komunikasi maupun media pertukaran informasi di Indonesia.


Menurut Antony Mayfield (2008), media bisa menunjukkan perilaku manusia: yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita bebas untuk dapat mengekspresikan sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat.


Perusahaan dapat menggunakan media sosial untuk menampilkan karakter diri, konsep resto yang berbeda untuk tujuan membangun brand image di dunia maya. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (the presentation of self) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan tertentu.


Media sosial dapat menjadi sarana untuk memperoleh informasi tersebut secara efisien dan murah. Pihak penyedia jasa kuliner juga dapat memperoleh manfaat dari kehadiran media sosial terutama dalam mencari informasi maupun pemasaran produk dan layanannya secara lebih murah, cepat dan massif dalam rangka memperkenalkan produknya kepada calon konsumen maupun pelanggan akan produk-produk baru dan inovasi yang dia ciptakan. Dengan demikian perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar peran media sosial dalam mendorong tumbuhnya kegiatan agribisnis khususnya di sektor hilir dalam bentuk restoran. Bahkan, saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan jasa social media marketing untuk membantu mengelola pemasaran di media sosial.

1 view0 comments
bottom of page